Tuesday, 26 February 2008

CCNA? CAPE DE???/

Banyak yang mengeluh soal ccna. Bagaimana tidak? Ujian yang satu ini bagikan cobaan super berat yang menimpa manusia.
Ya, di kala kita sudah capek magang, malah harus tetep ngerjain yang namanya ujian ccna. Udah gitu gak semua mahasiswa hapal jadwalnya. So, banyak yang ketinggalan dan harus remidi.
Akan tetapi itu bukan suatu kesulitan yang mengkhawatirkan. Yang lebih berat adalah susahnya soal ccna, alias bikin puyeng.
Yang jadi pertanyaannya, apakah semua mahasiswa mampu menjawab semua soal dengan benar?

Bisa diduga, mahasiswa harus dompleng alias nirun. Dan ini tidak hanya dilakukan oleh satu dua orang saja. Tapi rata-rata semua begitu. ????

Ya, bisa dibilang yang bisa mengerjakan ccna itu hanya satu dua orang saja. Lalu yang lainnya hanya mencontek. Yang perlu diperhatikan di sini adalah, apa gunanya ujian ini untuk kita?
Pihak universitas, sejauh yang saya tahu, belum pernah memberi materi yang berhubungan dengan ujian. Materi yang diajarkan masih jauh di bawah standar ccna. So, jelaskan kalau kita merasa kesulitan mengerjakan soal-soal di ujian ccna. Lagipula materi yang diajarkan di bangku perkuliahan saja belum 100% dapat kita masukkan ke otak. Jadi, gak kaget kan kalau soal-soal ujian ccna itu mendapat gelar "PENYEBAB SAKIT KEPALA AKUT".

Yah, bagi yang mencontek (termasuk aq, ho...) mungkin gak bisa disalahkan juga (bukan pembelaan loh). Karena mereka berusaha lulus ujian. Mereka hanya bisa berusaha mencari jalan pintas. Toh, mereka tidak merasa bersalah karena temannya banyak. Ho...
Yah, lain yang nyontek, lain juga yang memberi contekan. Mereka yang memberi contekan harus punya rasa lapang dada yang sangat besar. Karena jerih payahnya mengerjakan soal itu dinikmati orang lain yang tidak mengeluarkan keringat setetes pun. Saya pribadi mengucapkan maaf dan terimakasih dari lubuk hati yang paling dalam bagi mereka. Dan hanya itu yang bisa saya lakukan, semoga Allah SWT membalas dengan pahala yang melimpah.

So, melihat tragedi seperti itu, apakah pihak admin ujian dan universitas tidak berkeinginan membantu kami. Misalnya disediakan waktu dan tempat tersendiri, serta bantuan pikiran bagi kami.
Ya, kami tahu ujian ini mungkin ada gunanya kelak bagi diri sendiri (mungkin loh, soalnya q juga g'tau apa gunanya). Ujian ini membuktikan kita memiliki kemampuan dalam jaringan komputer. Akan tetapi, benarkah semua yang dikategorikan lulus dalam ujian ini pasti mampu di bidang ini?
Yah, ada yang perlu diperbaiki di sana sini agar mahasiswa, dosen, pencontek maupun yang dicontek bisa saling membantu. Akan tetapi, sekali lagi saya tekankan, saya belum merasakan sedikit pun bantuan dosen di sini. Yang kasihan dan tentu saja paling berat beban pikirannya tentu saja yang harus memberi contekan. Oh, Friends, I'm so sorry.
Hem... adakah jalan lain untuk bisa mengatasi masalah ini. Di satu sisi mahasiswa banyak yang tidak mampu mengerjakan, di sisi lain mereka ingin lulus ujian. Di satu pihak ada mahasiswa yang mempu mengerjakan, walau harus memeras otaknya dengan seluruh tenaga, di pihak lain, ia punya kewajiban membagikan hasil jerih payahnya pada orang banyak, yang jelas-jelas tidak bersusah payah berpikir.
Semua ini sudah terjadi selama 3 bulan lebih, dan tidak ada perubahan keadaan. So, sebagai mahasiswa yang punya pikiran jernih, apa ada yang bisa sumbang sarannya?

1 comment:

FEHECTOR said...

ha.iki aq dewe sing comment
BERHASIL......